Selasa, 28 Juni 2011

Komparatif studi Al Baqarah 47-49 :

ASSALAMU’ALAYKUM WARAHMATULLAHI WABARAKAATUH
A’UDZUBILLAHIMINASSYAITHAANIRRAJIIM
BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Masih berbicara sejarah perjalanan Bani Israil abad 12 SM, zaman Fir’aun yang berhadapan dengan Taurat menurut sunnah nabi Musa.

Ayat 47, YAA BANII ISRAA-IILADZKURUU NI’MATIILLATII AN’AMTU ‘ALAYKUM WA ANNII FADHALTUKUM ‘ALAAL ‘AALAMIIN. UDZKURUU, kata perintah (fi’il amar) artinya “dzikirlah kalian!”. Arti dzikir bukan hanya sekedar “ingat” tetapi “hidup sadar”. NI’MATII artinya nikmat-KU. Nikmat pada ayat ini adalah ajaran Allah (Taurat) yang telah dikaruniakan kepada Bani Israil melalui kerasulan nabi Musa. Oleh karena Taurat diturunkan di kalangan Bani Israil maka dengan Taurat tersebut Bani Israil diangkat oleh Allah menjadi bangsa yang lebih dibanding umat yang lain. Umat yang lain di sini ialah kekuasaan Fir’aunisme dengan keterangan pada ayat 49 yang menggambarkan Bani Israil pada Zaman nabi Musa dikala berhadapan dengan peradaban Mesir Kuno, Fir’aunisme, sekitar abad 12 SM.
Ayat 48, WATTAQUU YAUMAN.. “Dan jagalah diri kalian (terhadap pilihan Syarr) pada satu YAUM ..”. Istilah YAUM jamaknya AYYAMUN artinya peredaran/periode/zaman. Misalnya, peredaran satu kali bumi berputar di sekitar matahari disebut 1 hari (1 yaum atau 1 peredaran). YAUM tidak harus berarti “hari” tergantung konteks kalimat. Seperti pada S. Hud 7, DIA yang telah menciptakan angkasa dan bumi FII SITATI AYYAM. Kata AYYAM (jamak dari YAUM) disini berarti periode bukan hari. Sebab 1 YAUM diberi ukuran oleh ayat lain (S. Sajadah 4-5) 1000 tahun menurut perhitungan kalian di bumi. Jadi FII SITATI AYYAM artinya “dalam 6 periode” dimana 1 periode sama dengan 1000 tahun. Contoh lain, YAUMUL QIYAMAH artinya “Peredaran tegaknya/bangkitnya (QIYAAMAH = Tegak/Bangkit) alam akhirat hancurnya alam dunia”.

Kembali kepada istilah YAUM pada ayat 48. YAUM pada ayat ini bisa kita artikan “peredaran hidup” yang peredarannya itu dijelaskan oleh ayat 49, WA IDZ NAJAYYANAA KUM MIN AALI FIR’AUN.. “Yaitu dikala KAMI (dengan Taurat menurut sunnah Musa) membebaskan kalian (Bani Israil) dari cengkraman pendukung-pendukung Fir’aunisme..”. Jadi YAUM disini adalah peredaran hidup dikala menangnya Khayr oleh nabi Musa dan hancurnya Syarr (Pendukung-pendukung Fir’aunisme).

Ayat 48, WATTAQUU YAUMAN.. “Dan jagalah diri kalian (terhadap pilihan Syarr Fir’aunisme) pada satu peredaran hidup (kemenangan ajaran Allah, Taurat) ..”. LAA TAJRII NAFSUN AN NAFSIN SYAI-AN, “..dimana setiap diri satu dengan lainnya tidak akan menghasilkan kekuatan/pembelaan apapun”. WA LAA YUQBALU MINHAA SYAFAA’ATUN, “yaitu tidak akan diperkenankan permohonan keringanan (syafaa’at) darinya”. WA LAA YU-KHADZU MINHAA ‘ADLUN, “yakni keadilan (‘adlun) tidak akan dilacurkan karenanya”. WA LAA HUM YUNSHARUUN, “sehingga mereka yang demikian tidak akan tertolong (YUNSHARUUN) oleh siapapun”.

Gambaran kemenangan ajaran Allah pada ayat 48 ini berulang kembali menjadi kemenangan Al Quran oleh nabi Muhammad dan pendukung-pendukungnya dikala Madinatul Munawarah. Dimana pada waktu itu, peradaban pilihan Syar Romawi Barat dan antek-anteknya, Persia Lama dan antek-anteknya serta Nasionalisme Arab Quraisy hancur luluh .

Untuk era sekarang ini akankah kemenangan ajaran Allah; Taurat, Zabur, Injil, Quran pada zaman nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin berulang menjadi kemenangan umat Islam untuk yang kedua kalinya? Bagaimanakah kondisi umat Islam di Indonesia sekarang yang justru sebagian para pakarnya meninggalkan Al Quran malah mencari ilmu (ajaran) ke Amerika dan Eropa? Akankah pilihan Syar Amerika, Cina, Rusia, Eropa hancur seperti hancurnya Fira’unisme pada zaman nabi Musa, seperti hancurnya Jalut (Philistin) pada zaman nabi Daud, seperti hancurnya Romawi Barat pada zaman nabi Isa, seperti hancurnya Romawi Timur pada zaman nabi Muhammad? 

Ayat 49, Allah menandaskan bahwa Peradaban di bawah kekuasaan Fir’aunisme, DZALIKUM BALAA-UN MIN RABBIKUM ‘AZHIIM, “sungguh, perihal yang demikian itu adalah bencana hidup (BALAA-UN) dari pilihan Syarr Pembimbing kalian (MIN RABBIKUM), yang luar biasa (‘AZHIIM). 

WA BILLAHI TAUFIQ WAL HIDAYAH..
WASALAMU’ALAYKUM WR. WB.

Nb: Transkripsi ayat selengkapnya tolong lihat Al Quran.